Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengalaman Ingin Naik Kereta Bandara dari Stasiun Sudirman Baru

Kerata Bandara melintas di Stasiun Sudirman

Halo Sahabat Master,

Pada kesempatan yang sangat bahagian ini, Master bakal menceritakan pengalaman mencoba naik kereta api bandara yang tengah hits itu dari Stasiun Sudirman Baru atau sebenarnya bernama asli Stasiun BNI City.

Untuk pergi ke Stasiun BNI City dari Rempoa, Master memilih untuk naik Commuter Line dari Stasiun Pondok Ranji, lalu transit di Stasiun Tanah Abang, dan lanjut lagi naik Commuter Line ke Stasiun Sudirman. Jadi, tidak perlu keluar stasiun.

Dari Stasiun Sudirman ke Stasiun BNI City, Master dan para calon penumpang kereta api bandara tinggal jalan kaki lebih kurang 200 meter menelusuri trotoar. Jadi, dari posisi pintu keluar Stasiun Sudirman itu tinggal belok kiri, terus jalan menelusuri trotoar, luruuuus aja. Nanti sampe deh!

Beli tiket di lantai atas, di sana ada beberapa mesin penjual tiket yang hanya bisa dibeli dengan e-money atau uang elektronik. Anda bisa pilih waktu keberangkatan dan menetukan jumlah tiket yang dibeli. Harga tiket Rp75.000 per orang, tetapi harga promo adalah Rp30.000 per orang selama bulan Desember 2017. Keberangkatan ada di lantai dasar.

Ticketing

Sayangnya, jumlah tiket per jam keberangkatan untuk saat ini sangat terbatas, yakni lebih kurang 300 tiket atau nampaknya tidak sampai 300 tiket per jam keberangkatan. Jumlah tersebut Master simpulkan berdasarkan mesin tiket dan situs Railink Indonesia pada Sabtu (30/12). Perlu diketahui bahwa tidak ada tiket berdiri sehingga mau tidak mau Anda harus pilih jadwal keberangkatan selanjutnya atau waktu yang lain. Jadi, ada kemungkinan kalau keadaan sedang ramai, Anda tidak kebagian tiket (seperti nasib Master yang kehabisan tiket untuk keberangkatan antara jam 12.00-16.00 WIB, dan tiket baru tersedia di atas jam tersebut).

Saran Master, untuk memastikan Anda mendapat tiket keberangkatan, cek dulu melalui situs resmi Railink Indonesia di railink.co.id atau langsung booking tiket via online pada situs tersebut. Mungkin tidak banyak yang mengetahui kalau tiket kereta bandara ini bisa di-booking secara online. Pembayarannya bisa dilakukan melalui banyak cara, termasuk kartu kredit.

Mungkin dikarenakan masih harga promo sehingga masyarakat yang penasaran (walaupun tidak ada keperluan pergi ke bandara) berbondong-bondong membeli tiket untuk mencoba kereta bandara ini. Ya, sama seperti Master juga. Entah kalau harganya sudah normal, apakah antusiasme membeli tiket untuk naik kereta bandara masih setinggi di masa promonya. Harga tiket normal untuk sekali keberangkatan adalah Rp75.000 per orang.

Ruang tunggu

Sampai artikel ini terbit, Master belum sempat menjajal kenyamanan kereta bandara ini. Namun, dari fasilitas yang ada, Stasiun BNI City ini sudah terbilang lengkap, mulai dari escalator, elevator (lift), ruang tunggu yang nyaman, charging station, mushola, toilet, ruang menyusui dan klinik kesehatan, area parkir mobil dan motor, apalagi para vendor makanan yang sangat variatif. Pemandangan stasiun pun terkesan mewah dengan hiasan tanaman dan bunga-bungaan. Namun, dikarenakan stasiun ini belum rampung seluruhnya sehingga ada bagian yang kurang nyaman dilihat dan berdebu. Secara keseluruhan, menurut pendapat Master, Stasiun BNI City sudah cukup okelah, ya!

Mungkin trotoar dari Stasiun Sudirman menuju Stasiun BNI City perlu dikondisikan agar lebih luas dan rapi sehingga calon penumpang lebih nyaman ketika berjalan. Atau, bisa juga dibuatkan jalur khusus yang menghubungkan kedua stasiun yang berdekatan itu.

Master Fakry

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, kereta bandara ini menjadi pilihan bagi masyarakat yang kebetulan dilintasi jalur kereta tersebut untuk pergi ke Bandara Soekarno-Hatta atau pulangnya. Hanya saja, bagi yang merasa lebih efektif dan ekonomis dengan moda transportasi lain, seperti Damri atau Taksi, silakan ambil keputusan yang menurut Anda paling bijaksana.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Ingin Naik Kereta Bandara dari Stasiun Sudirman Baru"